©WebNovelPub
Previous chapter:
Chapter 122: – Saat Namamu Hilang
Next chapter:
Chapter 124: – Batu Ingatan
PREVIEW
... it, membasuh reruntuhan Nareth dengan warna oranye kusam. Udara pagi membawa aroma tanah basah dan keheningan berat yang tak diusik burung, tak dipecah angin.
Di tengah reruntuhan itu, Lyra duduk bersandar di dinding batu setengah runtuh, wajahnya pucat tapi tenang. Kaelen berdiri beberapa langkah darinya, tangan terkepal di sisi tubuhnya, seolah menahan sesuatu yang lebih berat dari dunia.
"Kau... siapa?" tanya Lyra, suara seraknya nyaris tertelan oleh hembusan angin.
Ka ...
YOU MAY ALSO LIKE